Langsung ke konten utama

Tak Ingin Bangkit



Aku menjatuhkan diriku ke tempat yang benar-benar sempurna,

Tempat yang dulu ku anggap hina kini menjadi tempat ternyaman bagiku,

Haha naif memang,

Namun aku sadar, semua berjalan sesuai kehendak-Nya.

Terbukti, bukan?

Dia-Rabbku, Allah SWT. tuhan seluruh alam- dengan mudahnya membolak balikan hati manusia.

Pertemuan dan perpisahan semua sudah diatur oleh-Nya.

Sekuat apa pun kita membangun tembok pemisah dengan seseorang,

Jika Allah takdirkan untuk bertemu, maka harus bertemu.

Itu mutlak.

Tidak bisa di ganggu gugat.

Ada rasa kemustahilan yang tersirat,

Namun terkikis oleh kenyataan bahwa Allah adalah pemilik kun fayakun yang nyata.

Tidak perlu terlalu terbawa suasana,

Jika memang terpikat, dengan izin Allah pasti akan terikat.

Kenapa tidak?

Menyatukan langit dan bumi saja mudah bagi-Nya, apalagi hanya menyatukan kita?

Untukmu,

Dari jiwa yang sendu.

Aku mencintaimu.



Bogor, 01 September 2022


Orang yg mencintaimu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ingin Lepas

Kau tau, Bagaikan burung dalam sangkarnya, Kamupun seperti itu, Sama sakitnya. Rasanya ingin sekali keluar, Terbang memeluk awan dalam-dalam, Berteriak bahwa kamu mengaguminya, Menjabarkan bahwa kamu membutuhkannya. Tentunya tidak hanya diam dan membisu. Terkadang, Kamu meracau tak jelas perihal perasaanmu. Padahal waktu itu, Sempat terbangun tebing tinggi pemisah syahdu. Pada hal-hal yang berbau candu, Kamu berusaha agar tak temu. Lalu takdir menuntunmu hinggap pada suatu tangkai, Tangkai yang jarang di temui banyak orang, Yang membuatmu terpukau juga terpana akan keindahan, Sekilas membuat lupa tangkai yang pernah kau pijak dengan riang. Sayapmu terombang ambing, Angin kencang menyambar, Sejenak kau bisikan. "Duhai Allah, Tangkai mana yang paling aman? Satu tangkai terlihat utuh namun seperti rapuh, Dan satunya lagi terlihat seakan mengutuhkan yang rapuh. Aku bisa tertipu, Terjerat hawa nafsu, Aku sudah terpana, Terbawa suasana yang fana. Duhai Allah, Inikah yang dinamakan rinta...

Singkatnya Aku Rindu

Sepintas ingatan menerawang ke belakang, Memasuki lorong waktu yang nyatanya tak lagi bisa bertemu, Canda tawamu, Keluh kesahmu, Tak lagi terdengar jelas dalam pendengaran. Aku menyukai semua hal tentangmu, Kenapa? Tidak percaya? Biarku ceritakan betapa aku merindukanmu. Aku suka melihat matamu yang tertawa hingga menyerupai garis lurus sejajar, Matamu yang mulai berair karena tidak memiliki waktu yang cukup untuk istirahat, Matamu yang membulat sempurna seakan-akan menakutiku padahal sebenarnya itu malah lucu, Matamu yang tersenyum ramah menyambut kedatanganku, Tentu saja itu baru perihal mata, Jika kuceritakan semua, Pasti tidak akan ada titik di dalamnya. Satu lembar tidak cukup, Dibuku-kan pun, aku yakin pasti akan berpart-part, Sebegitu hebatnya ya aku mencintaimu, Padahal jelas-jelas aku benci merindu. Hal itu hanya menyita waktuku. Tapi jika itu tentangmu, Aku rela melakukan ini sebagai hobiku. Doapun selalu ku panjatkan, Semoga ada titik terang, Dari Allah dzat yang Maha mengab...

Hidup Yang Baik Baik Saja

  Rasanya skrang, orang yang paling pengen aku kasihani di dunia ini cuma diriku sendiri. Aku kasihan pada si kecil yang terjebak dalam raga dewasa ini. Ia meronta ingin keluar namun dipaksa agar terus berjalan. Merintih tangisnya terdenger sepenghujung ruangan. Malang, nasibnya sungguh malang. Ia hanya bisa berharap, ada sosok penolong lagi pelindung untuknya. Selamatkan saya, tolong selamatkan saya! Na'as, jeritnya hanya terdenger sejauh rongga telinganya. Tercekat di kerongkongan dan terkubur di relung hati yang dalam. Padahal, angannya tak bertulang. Inginnya tak muluk. Kembalikan senyumnya yang sudah lama hilang agar ia bisa melepas semua topeng yang menampar wajahnya erat-erat itu. Sehingga ia bisa melupakan rasa sakitnya. Wahai diri, sungguh malang nasib yang kau jalani. Mungkin memang benar, tidak ada yang benar-benar baik-baik saja dalam menjalani hidupnya. Ada yang bertahan dengan saling menopang, atau saling menampar. Ada yang senang ada yang pingsan, ada yang tertawa ad...