Langsung ke konten utama

Charger

 


Logikanya, kalau kita memiliki rasa cinta pada seseorang, apakah kita akan bertambah suka jika sering bertemu dengannya atau tidak? Atau sebaliknya, jika kita jarang sekali bertemu dengannya apakah rasa cinta itu akan terus bertambah?
Nah, seperti itu pulalah keimanan. Semakin sering kita bertemu dengan sang pencipta, Allah SWT. ilahi rabbi maka akan semakin bertambahlah rasa cinta dan percaya kita kepadanya. Namun, apabila kita jarang menemuinya, yang ada malah kita lebih sering melihat kemasiatan sehingga sudah terasa tidak aneh dalam penglihatan, hal itu malah membuat kadar kecintaan dan keimanan kita menurun.
Kita tidak pernah mengetahui kapan keimanan seseorang akan bertambah atau berkurang, naik atau turun, lebih baik atau sebaliknya. Tapi kewajiban kita sebagai manusia adalah saling menguatkan dan mengingatkan kepada kebaikan. Kalau tidak bisa mewarnai orang ke arah yang lebih baik, setidaknya kita jangan ikut terwarnai ke arah yang lebih buruk. Cukup diam di tempat dan belajarlah dalam kebisuan, setelah selesai belajar maka ajarkan dan syi'arkan lah!
#SelfReminder

-Suny Ayundha


Bogor, 29 Nov 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ingin Lepas

Kau tau, Bagaikan burung dalam sangkarnya, Kamupun seperti itu, Sama sakitnya. Rasanya ingin sekali keluar, Terbang memeluk awan dalam-dalam, Berteriak bahwa kamu mengaguminya, Menjabarkan bahwa kamu membutuhkannya. Tentunya tidak hanya diam dan membisu. Terkadang, Kamu meracau tak jelas perihal perasaanmu. Padahal waktu itu, Sempat terbangun tebing tinggi pemisah syahdu. Pada hal-hal yang berbau candu, Kamu berusaha agar tak temu. Lalu takdir menuntunmu hinggap pada suatu tangkai, Tangkai yang jarang di temui banyak orang, Yang membuatmu terpukau juga terpana akan keindahan, Sekilas membuat lupa tangkai yang pernah kau pijak dengan riang. Sayapmu terombang ambing, Angin kencang menyambar, Sejenak kau bisikan. "Duhai Allah, Tangkai mana yang paling aman? Satu tangkai terlihat utuh namun seperti rapuh, Dan satunya lagi terlihat seakan mengutuhkan yang rapuh. Aku bisa tertipu, Terjerat hawa nafsu, Aku sudah terpana, Terbawa suasana yang fana. Duhai Allah, Inikah yang dinamakan rinta...

Singkatnya Aku Rindu

Sepintas ingatan menerawang ke belakang, Memasuki lorong waktu yang nyatanya tak lagi bisa bertemu, Canda tawamu, Keluh kesahmu, Tak lagi terdengar jelas dalam pendengaran. Aku menyukai semua hal tentangmu, Kenapa? Tidak percaya? Biarku ceritakan betapa aku merindukanmu. Aku suka melihat matamu yang tertawa hingga menyerupai garis lurus sejajar, Matamu yang mulai berair karena tidak memiliki waktu yang cukup untuk istirahat, Matamu yang membulat sempurna seakan-akan menakutiku padahal sebenarnya itu malah lucu, Matamu yang tersenyum ramah menyambut kedatanganku, Tentu saja itu baru perihal mata, Jika kuceritakan semua, Pasti tidak akan ada titik di dalamnya. Satu lembar tidak cukup, Dibuku-kan pun, aku yakin pasti akan berpart-part, Sebegitu hebatnya ya aku mencintaimu, Padahal jelas-jelas aku benci merindu. Hal itu hanya menyita waktuku. Tapi jika itu tentangmu, Aku rela melakukan ini sebagai hobiku. Doapun selalu ku panjatkan, Semoga ada titik terang, Dari Allah dzat yang Maha mengab...

Hidup Yang Baik Baik Saja

  Rasanya skrang, orang yang paling pengen aku kasihani di dunia ini cuma diriku sendiri. Aku kasihan pada si kecil yang terjebak dalam raga dewasa ini. Ia meronta ingin keluar namun dipaksa agar terus berjalan. Merintih tangisnya terdenger sepenghujung ruangan. Malang, nasibnya sungguh malang. Ia hanya bisa berharap, ada sosok penolong lagi pelindung untuknya. Selamatkan saya, tolong selamatkan saya! Na'as, jeritnya hanya terdenger sejauh rongga telinganya. Tercekat di kerongkongan dan terkubur di relung hati yang dalam. Padahal, angannya tak bertulang. Inginnya tak muluk. Kembalikan senyumnya yang sudah lama hilang agar ia bisa melepas semua topeng yang menampar wajahnya erat-erat itu. Sehingga ia bisa melupakan rasa sakitnya. Wahai diri, sungguh malang nasib yang kau jalani. Mungkin memang benar, tidak ada yang benar-benar baik-baik saja dalam menjalani hidupnya. Ada yang bertahan dengan saling menopang, atau saling menampar. Ada yang senang ada yang pingsan, ada yang tertawa ad...